Ketika seseorang merasa tidak memiliki kontrol atas pekerjaannya, seperti keputusan yang diambil oleh orang lain atau kurangnya otonomi dalam pekerjaan, perasaan tidak berdaya dan stres dapat meningkat.
Ketidaksesuaian antara nilai pribadi dan nilai organisasi atau pekerjaan, dapat menyebabkan ketidakpuasan.
Misalnya, bekerja di lingkungan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi seseorang dapat menyebabkan stres dan kelelahan.
Pekerjaan atau situasi yang melibatkan tuntutan emosional tinggi, seperti pekerjaan di sektor kesehatan atau layanan sosial, dapat menyebabkan burnout lebih cepat.
Menghadapi situasi emosional setiap hari dapat menguras tenaga mental secara signifikan.
Tidak adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan burnout.
Ketika seseorang terlalu fokus pada pekerjaan dan tidak memberikan waktu untuk bersantai atau melakukan aktivitas yang menyenangkan, mereka cenderung mengalami kelelahan.
cape kerja (freepik/DC Studio)
Burnout dapat memiliki dampak yang luas dan merusak pada berbagai aspek kehidupan. Beberapa efek negatif dari burnout meliputi:
Burnout dapat memengaruhi kesehatan fisik dengan menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, nyeri otot, dan masalah pencernaan.
Stres yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Dampak utama dari burnout adalah pada kesehatan mental. Orang yang mengalami burnout mungkin mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan mood lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Mommy Burnout? Berikut Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya
Perasaan putus asa dan tidak berdaya sering kali menyertai burnout.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayoclinic.org, Who.int