Baca Juga: CDC: Anak Muda Konsumsi Makanan Cepat Saji Paling Banyak, Perhatikan Bahayanya
Selain lemak dan kolesterol, makanan cepat saji juga mengandung berbagai zat aditif berbahaya yang terbentuk selama proses penggorengan pada suhu tinggi. Beberapa zat tersebut antara lain:
Ilustrasi lemak perut (freepik)
PAH adalah kelompok senyawa kimia yang terbentuk saat lemak dan daging dipanaskan pada suhu tinggi. PAH dikenal sebagai karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Konsumsi PAH dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
Amina isoat adalah senyawa kimia lain yang terbentuk selama proses penggorengan. Senyawa ini juga dikenal sebagai karsinogen dan dapat menyebabkan mutasi genetik yang berpotensi mengarah pada perkembangan kanker.
Akrilamida terbentuk saat makanan yang mengandung pati, seperti kentang goreng, dipanaskan pada suhu tinggi. Akrilamida telah terbukti berpotensi menyebabkan kanker pada hewan dan diyakini memiliki efek serupa pada manusia.
Baca Juga: 4 Cara Membuat Makanan Cepat Saji atau Fast Food Jadi Makanan Sehat
Proses penggorengan pada suhu tinggi juga dapat menyebabkan kontaminasi logam berat seperti timbal dan kadmium.
Logam berat ini dapat terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan ginjal, sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh.
Makanan cepat saji sering kali digoreng menggunakan minyak daur ulang. Penggunaan minyak daur ulang dapat meningkatkan kadar karsinogen dan radikal bebas dalam makanan, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker.
Minyak daur ulang juga dapat mengandung lemak jahat dan zat berbahaya lainnya yang dapat membahayakan kesehatan.
Minyak daur ulang biasanya berasal dari minyak yang telah digunakan berulang kali untuk menggoreng makanan. Setiap kali minyak digunakan, struktur kimianya berubah dan dapat membentuk senyawa berbahaya.
Penggunaan minyak daur ulang sering kali dilakukan untuk mengurangi biaya, tetapi berdampak negatif pada kesehatan konsumen.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Health Chronicle