Maka, hal yang paling utama yang bisa kita lakukan untuk mereka adalah; “apa yang sebaiknya kita hindari untuk diucapkan kepada mereka yang sedang mengalami depresi? Hal yang seperti apa yang harus kita lakukan kepada mereka?"
Berikut adalah beberapa di antaranya.
Yang pertama adalah lakukan pendekatan yang baik, misalnya berbicaralah dengan empati – tunjukkan rasa peduli dan empati terhadap perasaan mereka, dengarkan mereka tanpa menilai atau mengkritik – atau bahkan memojokkan mereka yang justru akan membuat mereka semakin terpuruk.
Jika mereka sedang tidak ingin bercerita, maka sebaiknya kita tidak memaksa mereka untuk bercerita.
Kedua, janganlah salahkan mereka atas depresi yang mereka alami, tetapi tawarkan dukungan dan pastikan mereka tahu bahwa kita siap mendengarkan cerita mereka kapan pun mereka siap untuk bercerita. Kita semua mengetahui bahwa tidak ada seorang pun menginginkan untuk mengidap penyakit, baik penyakit fisik ataupun penyakit mental. Penting untuk diingat bahwa depresi adalah penyakit medis dan tidak ada yang bisa disalahkan.
Ungkapan seperti “Kamu hanya perlu membuat pilihan hidup yang lebih baik” atau "Kamu hanya perlu mencoba dan menjadi lebih optimis” atau “Kamu harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan” justru akan memperburuk kondisi mereka – karena penyakit mental tidak selalu terkait dengan ibadah.
Cobalah untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak pantas mengalami depresi, dia justru lebih pantas untuk merasa lebih baik atau bahkan sembuh dari depresi yang mereka alami.
Baca Juga: Waspada! Kebanyakan Lembur Kerja Bisa Picu Depresi, Pulang 'Tenggo' Lebih Baik
Ketiga, jangan katakan mereka untuk mencoba lebih keras lagi. Aktivitas sederhana seperti mencuci muka, menyikat gigi, atau bahkan bangun dari tempat tidur mungkin tampak mustahil dan berat bagi seseorang yang menderita depresi. Wajar jika kita ingin menginspirasi mereka. Tetapi, dalam hal ini janganlah kita memaksa mereka melakukan sesuatu yang mereka tidak mampu kerjakan saat mereka sedang dalam kondisi depresi.
Hal ini justru akan membuat mereka berpikir bahwa kita tidak bisa mengerti keadaan mereka. Memaksa mereka untuk bangkit dan melakukan aktivitas sehari-hari mereka justru akan membuat mereka merasa kesal.
Pada akhirnya, mereka justru akan semakin menutup diri dan menjauh dari kita. Penting untuk menyadari bahwa depresi mengubah wilayah otak yang bertanggung jawab mengatur motivasi dan penyelesaian pekerjaan.
Keempat, jika kita memiliki teman atau anggota keluarga yang berjuang melawan depresi, ingatlah bahwa perasaan tertekan atau putus asa adalah tanda depresi, dan bukan sesuatu yang mereka inginkan untuk terjadi dalam hidup mereka.
Jika kondisi mereka terlihat sangat parah, berat, dan kompleks, maka sarankan kepada mereka untuk segera mencari bantuan dari tenaga ahli profesional seperti psikolog atau psikiater.
Baca Juga: Mengulik soal Hidroterapi, Terapi Air untuk Hilangkan Gejala Depresi
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Talkiatry.com