Ritme sirkadian mengatur kapan kita merasa mengantuk atau segar di waktu-waktu tertentu, termasuk mengatur produksi hormon melatonin yang membantu tubuh tidur.
Ketika ritme ini tidak selaras dengan siklus tidur-bangun, ini bisa berdampak negatif pada suasana hati.
Studi menunjukkan bahwa pekerja malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan.
Begitu juga, kurang tidur atau begadang hingga larut malam dapat menyebabkan mood seseorang menurun drastis, baik mereka yang memiliki gangguan mood atau tidak.
Baca Juga: Benarkah Makan Buah Membantu Mencegah Depresi di Masa Tua? Ini Penjelasannya
Ilustrasi cara mengatasi depresi di malam hari dengan tidak tidur siang. (freepik.com)
Untuk mencegah perasaan depresi di malam hari, penting untuk menjaga kebiasaan tidur yang baik.
Dr. Sarah L Chellappa merekomendasikan agar kita memiliki waktu tidur dan bangun yang konsisten setiap hari, menghindari tidur siang, dan tidak menggunakan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur.
Suhu kamar yang nyaman dan sejuk juga penting untuk membantu tidur lebih nyenyak.
Jika kamu tetap merasa sedih di malam hari meskipun telah mencoba langkah-langkah di atas, ada baiknya untuk mengevaluasi apa yang bisa menjadi penyebabnya.
Misalnya, apakah kamu mengonsumsi kafein atau alkohol terlalu banyak? atau apakah ada hal yang membebani pikiranmu?
Untuk membantu menenangkan pikiran, Dr. Rivera menyarankan untuk menulis apa pun yang mengganggu pikiran di atas kertas dan meninjaunya kembali di pagi hari, ketika suasana hati biasanya lebih baik.
Hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang biasanya muncul saat malam tiba.
Sebisa mungkin, hindari membuat keputusan penting atau penilaian di tengah malam, karena suasana hati sering kali lebih cerah ketika bangun di pagi hari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com