INDOZONE.ID - Masa muda yang berada di rentang usia 20-29 tahun, merupakan salah satu fase paling dinamis dalam kehidupan seseorang.
Dilansir American Psychological Association (APA), fakta di balik berbagai peluang dan pengalaman baru pada fase ini juga menjadi masa yang rentan terhadap tekanan mental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia ini adalah saat di mana stres sering mencapai puncaknya, dipicu oleh berbagai tantangan dan ekspektasi hidup yang dipengaruhi oleh kesehatan mental seseorang.
Baca Juga: Pengaruh Pikiran dan Perasaan pada Kesehatan Mental: Yuk Pahami Keterkaitannya!
Ilustrasi stres, anxiety, dan panic attack
Masa dewasa muda seringkali menjadi momen penting untuk menetapkan pondasi masa depan. Namun, hal ini juga disertai tekanan besar yang dapat berdampak pada kesehatan mental.
Dilansir dari Instagram @indo_psikologi, menurut Psikolog Tara de Thouars, stres pada usia ini disebabkan oleh kebutuhan untuk menyeimbangkan antara produktivitas dan tekanan sosial.
Berikut adalah beberapa faktor utama penyebab stres pada usia 20-29 tahun:
Banyak individu berusia 20-29 tahun yang masih berusaha mencari pekerjaan yang stabil atau memenuhi ekspektasi karier dari orang tua dan lingkungan. Harapan untuk sukses di usia muda sering kali menjadi beban.
Membentuk dan mempertahankan hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan menjadi tantangan tersendiri. Konflik interpersonal atau hubungan yang tidak stabil dapat memengaruhi kesehatan mental.
Kemandirian finansial menjadi tujuan utama pada fase kesehatan mental yang rentan ini. Namun, dengan biaya hidup yang terus meningkat dan gaji yang belum optimal, banyak dewasa muda merasa tertekan secara ekonomi.
Di usia 20-29 tahun, banyak orang mulai menghadapi pertanyaan tentang komitmen jangka panjang seperti pernikahan. Hal ini bisa menjadi sumber tekanan, terutama jika seseorang merasa belum siap atau tidak sesuai dengan harapan sosial.
Dewasa muda sering kali bergulat dengan pertanyaan besar dalam hidup seperti, "Siapa saya?" dan "Apa tujuan saya?". Proses menemukan jati diri dan arah karier sering kali memicu rasa cemas dan tidak aman.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram, American Psychological Association