Puasa dapat membantu menekan peradangan dalam tubuh, sehingga memperlambat proses penuaan.
Baca Juga: Hati-hati! Inilah 10 Hal yang Harus Dihindari Saat Diet Puasa Intermiten
Puasa secara rutin dikaitkan dengan penurunan risiko gagal jantung. Sebab, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, serta kelebihan berat badan.
Sebagaimana diketahui, itu merupakan tiga faktor utama penyebab penyakit jantung.
Ilustrasi puasa intermiten. (freepik.com)
Ada beberapa metode puasa yang dapat diterapkan untuk mendapatkan manfaat umur panjang:
Pola makan yang bergantian antara periode makan dan puasa, misalnya berpuasa selama 16 jam sehari atau dua hari penuh dalam seminggu.
Mengurangi asupan kalori secara konsisten (sekitar 60-80 persen dari kebutuhan harian) tanpa menyebabkan malnutrisi.
Makan hanya dalam jangka waktu tertentu (misalnya dalam 8 jam) dan berpuasa selama sisa harinya.
Baik puasa intermiten maupun pembatasan kalori, memiliki manfaat serupa dalam memperpanjang usia,
Namun, puasa intermiten lebih praktis dan lebih mudah diterapkan dalam jangka panjang.
Ilustrasi intermittent fasting. (freepik.com)
Sebelum mencoba pola puasa, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Tidak semua orang cocok menjalani puasa. Jika anda memiliki diabetes atau gangguan autoimun, puasa bisa berisiko.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com